Jumat, 19 Desember 2008

Komentar saya

nama : Yoko Suryadi IE
absen : 30

Kita harus lebih waspada jika ada tanda-tanda gunung meletus di sekitar kita.
Sebagaimana kita tahu bahwa di negara ini banyak sekali terdapat gunung berapi yang masih aktif.
Oleh karena itu masyarakat sekitar gunung berapi harus mengetahui tips-tips menghadapi jika terdapat tanda-tanda bahwa gunung itu akan meletus.

Komentar saya

Nama : Rafi Kurnia Putra Absen : 25

Menurut saya, negara Indonesia memang sering dilanda bencana alam. Salah satunya adalah Gunung Meletus. Gunung Meletus dapat menyebabkan korban jiwa. Tapi hal ini dapat diminimalisir jika masyarakat dapat merespon positif akan peringatan dini.
Oleh karena itu, kita sebagai orang yang mengetahui dan mengerti akan sistem peringatan dini ataupun tanda-tanda akan terjadinya bencana, kita wajib mengajarkan kepada orang yang belum mengetahui.
Karena itu, adalah kewajiban kita.

Komentar saya


Nama :M.Fikri Abdul A'lim
Absen : 022

Menurut saya, indonesia harus mengikuti jepang yang bisa beradaptasi dengan wilayahnya yang selalu dilanda tsunami. Jadi indonesia harus beradaptasi dengan wilayahnya yang siap dengan bencana gunung meletus. Untuk itu antar BMG dan Penduduk harus ada saling percaya satu dengan yang lainnya.

Komentar saya

Terbitkan Entri

Nama : Fauzia Maulidiastuti K
Absen : 11

Menurut saya, seperti yang tertera pada blog tersebut, gunung meletus itu "unstoppable" alias tidak dapat dihentikan. tapi setidaknya kita bisa memberitahukan kepada masyarakat luas mengenai bahaya letusan gunung berapi. saya berharap, blog ini dapat menjadi jalan bagi orang-orang untuk mengetahui berbagai informasi mengenai gunung berapi sehingga mereka bisa mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu gunung berapi yang berada di sekitar mereka meletus.

"i hope this blog is useful^^"

Komentar saya


nama : Azka Rizky Hidayat
Absen : 07
menurut saya bencana alam Gunung Meletus adalah hal alami yang tidak dapat dicegah oleh manusia itu sendiri.
tetapi, manusia itu sendiri dapat meminimalisir jatuhnya korban yang banyak. agar seluruh manusia dapat menghindari korban sebanyak mungkin maka setidaknya kita harus mengetahui tanda-tanda, sebab-sebab, dan cara menghindarinya.
selain itu hal-hal yang harus diingat oleh manusia itu sendiri adalah dengan menjaga alam itu sendiri. mengetahui sifat-sifat dari beberapa tipe gunung berapi.

“save our earth”

Tips Menghadapi Letusan Gunung Berapi

SEBELUM LETUSAN:

  1. Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta bagan alur keadaan darurat
  2. Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :
    - Lahar dan banjir bandang
    - Longsor dan hujan batu (material gunung api)
    - Gempa bumi
    - Hujan abu dan hujan asam
    - Tsunami
  3. Lakukan rencana evakuasi
    - Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api,
    harus ingat route mana yang aman untuk dilalui.
    - Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi
    - Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya yang
    dewasa sedang bekerja dan anak-anak sedang sekolah) usahakan untuk berkumpul
    dalam keluarga jangan terpisah.
    - Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai ‘hubungan
    keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk kontak jarak jauh.
    Tiap anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat dan nomor telepon
    anggota keluarga yang lain.
  4. Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :
    - Batere/ senter dan extra batu batere
    - Obat-obatan untuk pertolongan pertama
    - Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.
    - Pembuka kaleng
    - Masker debu
    - Sepatu
    - Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.
  5. Hubungi pihak-pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.
  6. Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunungapi berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya gunungapi akan sangat berbahaya. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya

SELAMA LETUSAN:

  1. Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
  2. Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung yang sedang meletus.
  3. Apabila terjebak di dalam ruangan/ rumah :
    - Tutup seluruh jendela, pintu-pintu masuk dan lubang /keran
    - Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.
    - Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung
  4. Apabila berada di ruang terbuka:
    - Cari ruang perlindungan .
    - Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola.
    - Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati-hati terhadap adanya aliran lahar.Cari tempat
    yang lebih tinggi terutama
    - Lindungi diri anda dari hujan
    - Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana
    - Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda
    - Gunakan masker debu atau gunakan kain/ sapu tangan untuk melindungi pernapasan
    anda
    - Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya kalau mendengar adanya aliran lahar
  5. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ lembaga yang berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api
  6. Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api yang sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang mematikan dapat mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus. Hindari lembah-lembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang dapat membawa maut.
  7. Apabila anda melihat permukaan aliran air sungai naik cepat-cepat cari daerah yang lebih tinggi. Apabila aliran lahar melewati jembatan jauhi jembatan tersebut. Aliran lahar memiliki daya kekuatan yang besar , membentuk aliran yang mengandung lumpur dan bahan gunung api lainnya yang dapat bergerak dengan kecepatan 30-60 kilometer perjam. Awan panas yang mengandung debu gunungapi dapat membakar tumbuhan yang dilaluinya dengan amat cepat. Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir bahaya letusan gunung api

PASCA LETUSAN:

  1. Apabila mungkin, hindari daerah-daerah zona hujan abu.
  2. Apabila berada di luar ruangan:
    - Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat mengiritasi system pernapasan
    anda.
    - Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
    - Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunungapi.
    - Bersihkan atap dari hujan debu gunungapi
    - Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya atap bangunan.
    Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan rumah.
  3. Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat.
  4. Mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin kendaraan tersebut.
  5. Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin kontak dengan debu gunung api.
  6. Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.
  7. Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan pertolongan seperti orang tua, orang yang cacat fisik, anak-anak yang tidak memiliki orang tua dan sebagainya

Evakuasi Korban Bencana

KEDIRI- SINDO

Ratusan warga Desa Sempu, Kec. Ngancar, Kab Kediri, mengungsi di Balai Desa Sempu, setelah sebelumya dijemput dari sejumlah titik evakuasi di kawasan dekat Gunung Kelud. Mereka berkumpul di balai desa sejak pukul 19.00 WIB. Selain di Ngancar, evakuasi juga dilakukan di Kec Kepung, Plosoklaten, dan Wates.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung meningkatkan status Gunung Kelud dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) sejak pukul 17.25 WIB, kemarin.

Dengan status ini, Gunung Kelud diperkirakan segera meletus. Ribuan warga yang berada di sekitarnya langsung dievakuasi massal tadi malam. Status Gunung Kelud dinaikkan setelah mengalami peningkatan aktivitas luar biasa, didasarkan pada tiga parameter,yakni suhu,jumlah gempa,dan pengamatan visual.

Ketua Tim Tanggap Darurat Aktivitas Gunung Kelud Kristianto mengatakan, sejak pukul 00.00 – 12.00 WIB kemarin, tercatat sedikitnya 306 kali gempa vulkanik dangkal. Selain itu, terjadi peningkatan suhu air kawah di kedalaman 15 meter dari 37,6 derajat Celsius pada pukul 06.00 WIB menjadi 37,8 derajat Celsius pada pukul 12.00 WIB. Gejala lain yang menjadi kekhawatiran petugas adalah keluarnya asap putih yang diduga berasal dari kawah Kelud.

”Dari ketiga parameter itu kami langsung menaikkan status Gunung Kelud menjadi awas. Ini berarti semua prosedur status ini harus segera dilakukan, termasuk evakuasi warga,” ujar Kristianto dalam pemantauan aktivitas Gunung Kelud di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) di Desa Sugihwaras, Kec Ngancar,Kab Kediri. Dia memperkirakan tidak lama lagi gunung berketinggian 1.731 meter dari permukaan laut di perbatasan Kediri-Blitar- Malang, Jawa Timur, itu meletus.

”Kami tidak bisa memastikan kapan, tapi tanda-tanda akan meletus semakin jelas,” kata Kristianto. Sebagai langkah segera setelah penetapan status awas, ribuan warga yang bermukim di lereng Gunung Kelud langsung mengungsi sejak pukul 18.30 WIB. Sedikitnya 40.000 warga di empat kecamatan yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) I,tampak meninggalkan rumah menuju tempat evakuasi.

Selain gedung sekolah, ratarata warga yang berasal dari Kec Ngancar, Plosoklaten, Kepung, dan Puncu (Kab Kediri) memilih mengungsi ke kantor desa yang jauh dari kawasan Kelud. Sebelum ke tempat pengungsian, warga yang tinggal di KRB I diminta untuk menutup tempat-tempat penampungan air dan sumber air lain agar tidak sampai terkena hujan abu dan lontaran material vulkanik lain.

Kepala Pengendalian Operasional Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kab Kediri Deddy Sadria menyatakan semua tempat pengungsian sudah disiapkan secara matang. ”Selain itu, kami telah menyediakan obatobatan pertolongan pertama dan ribuan masker yang akan kami bagikan,” kata Deddy. Ada 12 desa di Kab Kediri yang masuk dalam KRB I bencana letusan Gunung Kelud, yakni Sugihwaras, Sempu, Babadan, Ngancar, Manggis, Margourip (Kec Ngancar), Kepung, Kampung Baru, Kebon Rojo (Kec Kepung),Wonorejo, Asmorobangun (Kec Puncu), dan Sepawon (Kec Plosoklaten).

”Secara keseluruhan kami telah menyediakan sedikitnya 100 unit truk yang kami persiapkan untuk mengangkut para pengungsi,” kata Deddy Sadria. Sebelumnya ratusan personel dari empat kecamatan tersebut telah melakukan simulasi evakuasi korban Gunung Kelud pada Senin (15/10) malam sekitar pukul 19.30 WIB. Sementara menurut Kepala Humas Pemkab Blitar Sukamtono, Satlak PB Blitar telah menyiapkan 20 truk untuk evakuasi warga di KRB I.

Warga Panik

Suasana evakuasi sempat berlangsung tegang karena suara sirene tanda bahaya yang dibunyikan petugas pemantau Gunung Kelud terus meraung.Suara sirene tersebut bahkan terdengar hingga jarak 4 kilometer. ”Seperti tahuntahun sebelumnya,warga harus segera pergi saat sirene berbunyi,” ujar Ny Susiadi, istri Kepala Desa Sugihwaras, Kec Ngancang, yang tadi malam tampak membantu suaminya memimpin evakuasi warga.

Setelah berkumpul di titik-titik yang telah ditentukan, sedikitnya 16 truk TNI dan Polri langsung bergerak menyisir kawasan itu. Satu per satu warga segera dinaikkan ke atas truk untuk dilarikan ke tempat evakuasi yang lebih aman. Puluhan warga yang memiliki kendaraan besar ikut diminta membantu evakuasi karena minimnya angkutan yang dimiliki Satlak PB.

Kepanikan yang sama terjadi di Kec Plosoklaten,Kepung,dan Puncu. Warga yang khawatir dengan letusan Gunung Kelud segera mengemasi barang-barang mereka tanpa menunggu komando satlak setempat. Mereka panik karena kawasan tersebut sudah sering menjadi sasaran aliran lahar setiap kali gunung meletus. Di tengah proses evakuasi, ungkapan kekecewaan sempat disuarakan warga di Desa Siman, Kec Kepung.

Di lokasi yang hanya berjarak 10 kilometer dari Gunung Kelud itu ratusan warga tampak telantar di lapangan desa setempat. Setelah diminta meninggalkan rumah masing-masing oleh satlak desa, mereka segera berkumpul di lapangan Desa Siman.Namun,setelah tiba di lapangan, 300 orang harus rela berdiri di atas rumput yang dingin karena tidak tersedianya tenda pengungsi.

Sejumlah anak kecil tampak menangis karena takut dan kedinginan. ”Kami sudah diminta ke lapangan pukul 19.00 WIB (tadi malam), tapi kenyataannya tidak ada tenda di sini. Kasihan anak-anak yang kedinginan,”ujar Witanto,salah seorang warga. Sementara sebanyak empat buah tenda peleton yang didirikan di lapangan Desa Sepawon, Kec Plosoklaten, untuk menampung calon pengungsi dari wilayah Ngancar hingga kemarin malam belum tampak berfungsi.

Diperkirakan 1.000 pengungsi akan menempati lokasi yang berjarak 18 kilometer dari Gunung Kelud tersebut jika terjadi letusan. Komandan Kodim 0809 Kediri yang juga penanggung jawab evakuasi pengungsi, Letkol Inf Endi Servandy mengaku masih melaku- kan koordinasi dengan jajarannya untuk mengatur pengungsi.

”Kami akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan warga,” ujarnya singkat. Selain tenda, manajemen Perkebunan Rangkah Pawon milik PTPN XII juga telah mendirikan sarana sanitasi berupa WC dan kamar mandi. Bertempat di lahan perkebunan yang kosong, petugas perkebunan dan warga mendirikan 4 buah WC dan 4 kamar mandi.

”Bangunan WC dan kamar mandi ini murni inisiatif pihak perkebunan untuk membantu para pengungsi. Mudah-mudahan bisa berguna meski sangat darurat,” ujar Takat, salah seorang pekerja perkebunan yang ikut mendirikan sanitasi tersebut. Di Jakarta, Direktur Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial Depsos Chazali H Situmorang menyatakan langsung berkoordinasi dengan dinas sosial setempat untuk membuat dapur umum dan menggelontorkan bantuan kebutuhan pokok dan lauk-pauk.

Depsos mendirikan sedikitnya tiga dapur umum di lokasi pengungsian seperti skenario awal pemerintah. ”Kita langsung kontak seluruh instansi terkait. Bantuan juga sudah diturunkan,” kata Chazali saat dihubungi SINDO tadi malam. Dia menambahkan, Depsos terus melakukan kontak dengan bupati dan dinas sosial setempat. Bantuan yang sudah tersedia di dinas sosial terdekat langsung disalurkan ke lokasi pengungsian.

”Kita tidak bisa menunda-nunda. Kita langsung koordinasi dan menyalurkan bantuan,”tandasnya. Sejak 27 Agustus 2007, aktivitas Gunung Kelud terpantau meningkat. Pada 11 September 2007, PVMBG Bandung menetapkan statusnya dari aktif normal (level I) menjadi waspada (level II) setelah suhu permukaan danau kawah mencapai 33 derajat Celsius.

Lalu, sejak 29 September dinaikkan lagi menjadi siaga (level III) setelah aktivitas kegempaannya meningkat disertai dengan meningkatnya temperatur permukaan danau kawah yang mampu menghasilkan kadar karbondioksida (CO2) hingga mencapai 344 ton per hari.

Kemarin, aktivitas Gunung Kelud terus mengalami peningkatan yang berarti sehingga secara resmi statusnya dinaikkan ke level tertinggi, awas. Selama abad ke-20,Gunung Kelud tercatat lima kali meletus,terakhir kali terjadi pada 10 Februari 1990, menewaskan 34 orang.

SUMBER: http://isengiseng.wordpress.com/2007/10/24/gunung-kelud-siap-meletus/

Pendapat : Melakukan evakuasi warga korban bencana alam harus disertai dengan fasilitas penampungan yang memadai. Supaya tidak timbul penyakit-penyakit akibat kondisi tempat penampungan yang tidak nyaman

Kamis, 18 Desember 2008

Foto-foto Gunung Berapi




Jenis-jenis Gunung Berapi



Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya

Stratovolcano

Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.

Perisai

Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

Cinder Cone

Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

Kaldera

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

Klasifikasi gunung berapi di Indonesia

Tipe A

Gunung berapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Tipe B

Gunung berapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.

Tipe C

Gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

Definisi Gunung Api


Meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu gunung berapi atau gunung api, namun secara umum istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui pelbagai cara seperti berikut:

1. Aliran lava.

2. Letusan gunung berapi.

3. Aliran lumpur.

4. Abu.

5. Kebakaran hutan.

6. Gas beracun.

7. Gelombang tsunami.

8. Gempa bumi.